Dengan peralatan terlengkap,
aku bersama kakak ku mencoba mengunjungi daerah di belahan Sumatera Utara
lainnya di hari kedua ku di Medan setelah pulang kampung dari liburan
kuliah.Ala-ala backpacker, dengan cariel sebagai bebanku sementara kakak
ku sendiri hanya membawa tas kamera, ya maklum saja walaupun lebih tua tetap
aku yang harus membawa beban paling banyak karena badannya yang lebih kecil
dari aku. Untuk membawa dirinya saja berjalan lebih lama itu sudah cukup
meringankan aku. Maklum saja, dia baru kali ini melakukan perjalanan seperti
ini.
Kami berdua, dan kami tidak
tau persis tempat yang akan kami tuju.Kami tertarik ke tempat itu karena foto
yang ditunjukin oleh teman dan karena nama daerahnya tidak jauh dari tempat
kami (Medan) maka langsung aja cuss kesitu. Sekali lagi. Aku harus
berterima kasih banyak pada teknologi yang kian canggih di jaman ini, dengan
adanya internet kami bisa mencapai tempat yang kami tuju. Singkatnya, kami
dapat nomor Pemandu daerah tersebut di salah satu halaman web, untungnya nomor
tersebut masih aktif padahal catatan yang kulihat tersebut merupakan catatan 2
tahun silam.
Nomor yang dituju dengan cepat
merespon, malah menghubungi kami langsung. Jadilah kami tau rute angkot dan
kendaraan umum yang harus kami naiki. Dari Medan kita harus naik angkutan
menuju Pinang Baris kemudian naiklah angkot menuju Binjai dengan membayar Rp
7.000,-/org sampai di Binjai tepatnya di tanah lapang disebutnya jalan kaki
atau bisa naik angkot menuju Pasar Bawah dengan membayar Rp 2.000,-/org. Dari
situlah kemudian kami naik angkot berbentuk jenis L300 yang merupakan kendaraan
terakhir menuju Desa Rumah Galuh dengan tarif Rp 10.000,-/org karena jarak
tempuh menuju desa tersebut memang jauh yakni memakan waktu 2 jam lebih. Setibanya
di tempat, kami pun disambut hangat oleh Bang Wanda yang merupakan anggota dari
komunitas Pemandu Alam Rumah Galuh (PELARUGA) dialah yang kemudian menjadi guide kami untuk mengunjungi tempat
tersebut. Bukannya apa-apa butuh guide, cuma
di tempat tersebut memang harus menggunakan guide
untuk dapat masuk.
Di Desa Rumah Galuh, Kabupaten
Langkat Hulu banyak tersembunyi tempat yang ingin sekali ku kunjungi. Semua itu
bersumber dari mata air yang membentuk suatu aliran yang kemudian dinamakan
Sungai Abadi oleh warga tersebut. Aliran deras yang jatuh berkejaran
tersebutlah yang akan kami kunjungi, ya air terjun.
Dijelaskan oleh Bang Wanda ada
3 air terjun yang menjadi primadona wisata di Desa Rumah Galuh, walaupun
sebenarnya ada banyak. Ketiganya adalah air terjun Tongkat, air terjun Kolam
Abadi dan air terjun Teroh-teroh. Kita dapat memilih mana yang akan kita
kunjungi sesuai dengan paket yang diinginkan dan yang pastinya sesuai budget yang telah kita siapkan. Untuk mengunjungi
salah satu air terjun maka biasnaya wisatawan dikenakan Rp 20.000/org, namun
untuk mengambil paket mengunjungi ketiganya akan ditarif Rp 40.000,-/org. Jadi,
karena ingin puas kami sepakat untuk mangambil paket yang kedua.
Bukan jarak yang dekat yang
dilampaui untuk menuju air terjun teratas yaitu Tongkat. Guide bercerita bahwa
biasanya beliau membawa pengunjung sampai ke tempat tersebut memakan waktu 1
hingga 1,5jam karena memang trekking melewati hutan rakyat dengan medan curam
tanjakan dan turunan, jalurnya juga tidak begitu jelas pada tanjakan hanya
galian manual masyarakat setempat. Tapi, untungnya kami dapat menempuh lebih
cepat. Sekitar 45menit dengan 2 kali istirahat kami sudah tiba di air terjun
tongkat daaaan waaaww indahnya. Birunya air berpadu dengan hijaunya tumbuhan
yang menghiasi tebing disekeliling air terjun. Langsunglah lega dan menarik
nafas panjang kakak ku yang tak terbiasa dengan trekking ini.
Setibanya di tempat tersebut
kami langsung menyeduh kopi dengan kompor spiritus yang telah kami siapkan,
sementara api memanaskan air, kami dengan asyiknya bermain di bawah libasan air
itu.
Kami pun tidak sekedar mandi
dan menikmati seduhan kopi dan mi ataupun menikmati durian gratis yang diambil
langsung dari ohonnya oleh salah satu guide. Sesi foto pun tiba. Hal ini sudah
sangat kami persiapkan dengan membawa dress
khusus untuk berfoto, sayang banget ke tempat indah kalau tidak sekalian
berpose indah ya kan. Haha. Untuk menghasilkan foto lebih menarik lagi, aku
menggunakan lensa 50mm dengan bukaan yang lebih besar sehingga membuat bokeh
yang lebih bokeh. Haha.
Setelah puas 2jam lebih
bermain di air terjun tongkat, kami pun trekking
lagi menuju Kolam Abadi. “Cantik banget. Cantik!” teriak kakakku. Bagaimana
tidak, biru airnya itu sudah menyapa langsung dari kejauhan. Waw! Aku juga,
baru kali ini melihat sungai sebiru itu. Hampir sebiru laut!
Aliran airnya hanya sekitar
5meter, batu-batu besar menghiasinya, entah kenapa airnya biru, padahal tebing
disisinya dihiasi tumbuhan hijau saking lebatnya hingga nyaris menutupi bagian
atas. Tapi, gelombang sinar terpanjang yaitu biru mengalahkan warna hijaunya
daun, jadi deh Kolam Abadi itu benar-benar blue.
Kali ini snorkelingnya tidak ditemani oleh ikan-ikan badut yang mungil
seperti di Karimunjawa. Tapi biarlah, yang penting airnya biru jernih dan
kerikilnya menghibur walaupun dinginnya air membuat kulit keriput.
Sudah sore. Bahkan terlalu
sore untuk melanjutkan perjalanan menuju air terjun Toreh-toreh, karena jarak
kami cukup jauh terpaksa kami harus pulang tanpa harus ke air terjun paling
bawah tersebut (Toreh-toreh dalam bahasa Batak Karo yang berarti bawah-bawah). Untungnya
Bang Wanda bersama temannya siap mengantar kami hingga Medan Kota karena
angkutan umum dari Desa Rumah Galuh sudah tidak ada lagi sejak jam 2 tadi
siang. Akhirnya kami tiba dengan hati gembira pada pukul 20.00 WIB.
Jangan takut kemana-mana
selagi dimana-mana itu masih ada orang :)
CP PELARUGA Bang Wanda
085370542438
the shoot
cuss |
kakak ku Herliana |
berfoto di Pasar Bawah Binjai |
masih di pasar |
tiba di Pelaruga |
galian tanah untuk jalur |
trekking |
si hijau mungil |
tangga menuju air terjun tongkat |
dilibas air |
tongkat kayu dan tongkat air |
biru Kolam Abadi |
dasar biru kolam abadi |
air yang jernih |
kabita euy, seger gt keliatannya vi :D
BalasHapushaha. emang segeur pisan a.. hayu ah, di baturan :D
Hapusindah.. nov
BalasHapuspisan om! seeur keneh di dieu nu kitu teh
BalasHapus