Apakah kamu tau jagat raya? Nah,
katanya jagat raya itu sangat sangat sangatlah luas, belum ada yang mengetahui
batasnya hingga dimana. Bumi adalah salah satu benda di jagat raya yang disebut
planet, dan kita (aku, kamu, dia, mereka) adalah sebagian penghuninya. Teringat
di mata kuliah pertama ku di Jurusan Geografi UPI, Pengantar Geografi. Pada mata
kuliah ini, dibahas apa itu jagat raya. Dan inilah bagan secara rincinya yang
dijelaskan oleh Prof. H. Nursid Sumaatmadja.
Tuh, terlihat kan bagian demi
bagiannya. Jadi, manusia itu dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa itu bisa dibilang
hanya butiran debu, atau lebih kecilnya lagi yaitu atom. Makanya wajar sekali
apabila banyak nasehat-nasehat yang berbunyi agar kita tidak menyombongkan
diri.
Itu sekilas tentang jagat raya,
pokoknya gambaran jagat raya itu adalah suatu ruang yang dipenuhi oleh
bermacam-macam benda angkasa mulai dari yang terang bercahaya hingga yang
benar-benar gelap. Salah satunya kumpulan bintang-bintang yang terang yang
kemudian membentuk suatu gugusan itu adalah galaksi. Terhitung banyak jumlah
galaksi di jagat raya, hingga sekarang belum diketahui berapa banyak jumlahnya.
Salah satu galaksi di dunia itu adalah
Milky Way. Galaksi Milky way atau di Indonesia dikenal dengan Galaksi Bima
Sakti (dalam bahasa
Inggris Milky Way,
yang berasal dari bahasa Latin Via Lactea, diambil lagi dari bahasa Yunani Γαλαξίας
Galaxias yang berarti "susu") adalah galaksi
spiral yang memiliki 200-400 miliar bintang. Di galaksi
inilah Bumi berotasi dan berevolusi bersama sekawanannya yang setia menemani di
lintasan edarnya masing-masing. Diduga di
pusat galaksi bersemayam lubang hitam supermasif (black hole).
Sagitarius A dianggap sebagai lokasi lubang hitam
supermasif ini.
Di
dalam bahasa Indonesia, istilah "Bimasakti" berasal dari tokoh
berkulit hitam dalam pewayangan,
yaitu Bima. Istilah ini muncul karena orang Jawa
kuno melihatnya susunan bintang-bintang yang tersebar di angkasa jika
dihubungkan dan ditarik garis akan membentuk gambar Bima dililit ular naga maka
disebutlah "Bimasakti". Sementara itu, masyarakat Barat menyebutnya
"milky way" sebab mereka melihatnya sebagai pita kabut bercahaya putih yang membentang pada bola langit.
Pita kabut atau "aura" cemerlang ini sebenarnya adalah kumpulan
jutaan bintang dan juga sevolume besar debu dan gas yang terletak di piringan/bidang galaksi. Pita ini
tampak paling terang di sekitar rasi Sagitarius,
dan lokasi tersebut memang diyakini sebagai pusat galaksi. (wikipedia)
Melihat keindahan jalan/lintasan susu
itu adalah hobiku sejak mulai menggemari kegiatan kemping. Apabila dulu aku
hanya bisa menikmatinya hanya sekedar saja, maksudnya tidak serinci dengan yang
biasanya kulihat di internet. Karena mata manusia itu terbatas, jadi tidak akan
dapat melihat sang Bima lebih menggema. Beda halnya dengan kamera yang kini
telah dilengkapi fitur-fitur canggih, sehingga bisa merekam cahaya susu itu
jauh lebih indah.
Karena sudah punya, hobi sekarang itu
ya bukan sekedar ngeliatin. Tapi mulai motoin :D ya setidaknya untuk dinikmati
sendiri, menghibur keterbatasan mata. Coba kalau mata itu bisa dinaikin IS0nya
seperti pada kamera, ya bisa saja kita melihat cahaya-cahaya milyaran bintang
itu, tapi itu hal yang tidak mungkin!
Dengan pengaturan ISO, Bukaan, dan Shutter Speed kemudian kamera ditempelin
pada tripod dengan lensa menganga ke langit. Menunggu sekitar 25detik. Baru muncul
hasilnya pada LCD Pentax-ku.
0 komentar:
Posting Komentar