Ikan, mau sembunyi kemana?

Terumbu karang seakan menari, ikan terbawa arus tenang, indah sekali di dalam laut.

Senja Karimunjawa

Dari dermaga, puas melihat senja. Dari dermaga juga terlihat perahu berlalu-lalang.

Langit Jayagiri

Duduk di bumi perkemahan Jayagiri ditemani bintang yang terlihat malu-malu, dan cahaya lampu bumi Lembang.

Milky Way

Kumpulan jutaan bintang yang membentuk lintasan susu, Milky Way.

Indonesia itu Negara Kepulauan

Menuju pulau indah, bersih dan ramah.

Rabu, 06 Februari 2013

COACHING KLINIK JURNALISTIK

Diawali dari cerita di sekre Jantera mengenai Bapak Geografi Heredotus yang pada zamannya melakukan perjalanan ke Afrika dan membuat catatan perjalanan yang disebut logografi yang kemudian menjadi awal mula ilmu Geografi. Jadi, awal mula ilmu Geografi tersebut merupakan dari dilakukannya perjalanan disebutkan oleh kang Taufik #Jantera.
Kali ini membahas mengenai air terjun yang dalam bahasa Sunda disebut Curug ( disebutkan oleh kang Bach cai nu urug, yang singkatnya berarti air yang longsor ), sementara dalam bahasa Inggris disebutkan waterfall ( yang berarti air yang jatuh ). Yah, mau apapun bahasanya yang penting secara umumnya air terjun adalah air yang jatuh ke bawah dengan arus yang cepat yang disebabkan oleh formasi batuan yang mengalami patahan.
Aliran air dari Gunung Tangkubanparahu yang mengalir dari Sungai Cimahi kemudian berakhir di Sungai Citarum. Di sepanjang aliran sungai tersebut terdapat 6 air terjun, tetapi sebelumnya dari Gn. Tangkubanparahu air mengalir ke Situ Lembang yang konon diperkirakan sebagai kaldera dari Gn. Sunda yang kemudian oleh kolonial Belanda pada saat itu dibentuk tanggul pada sisi-sisinya. Dari Situ Lembang kemudian ke curug pertama yaiti Curug Layung à Curug Tilu à Curug Brug Brug à Curug Cimahi, yang merupakan curug yang paling dikenal oleh masyarakat banyak, dan menjadi salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi à Curug Penganten, terletak di daerah Manglayang Kidul à Curug Lalay, yang terletak jauh di bawah Curug Penganten, berjarak tempuh 1,5jam dari Curug Penganten dan pada rute yang telah ada untuk menuju Curug Lalay harus melakukan penyeberangan sungai sebanyak 15kali. Curug Lalay sendiri belum banyak yang mengetahui keberadaannya tetapi, kali ini Jantera telah merencanakan untuk melakukan ulin (bermain) sambil belajar bersama ke Curug Lalay. Rencana itu juga untuk mengekspos keberadaan Curug Lalay ke tengah-tengah masyarakat.